TUGAS TERSTRUKTUR
MAKALAH
MICRO
TEACHING
“KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
PELAJARAN”
Dosen Pengampu:
Drs.
ERDI INDRA
DISUSUN
KELOMPOK I
HAMISAH
NURMILA
SITI JAMAH
SYAHARUDDIN
Mahasiswa
Semester: VI/PGMI/B
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2014
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
(SET INDUCTION AND CLOUSER)
Pada awal pelajaran, tidak semua
siswa memiliki kesiapan mental dan tertarik untuk mengikuti hal-hal yang akan
dipelajari. Siswa yang selesai mengikuti pelajaran olahraga atau matematika
kemudian berpindah ke pelajaran berikutnya seperti pendidikan Agama, maka
kondisi pikiran dan perhatian siswa kebanyakan masih pada pelajaran yang
pertama. Demikian pula selama proses
pelajaran berlangsung kesiapan mental dan perhatian belajar siswa tidak selalu
tertuju pada hal-hal yang dipelajari, sehingga mempengaruhi perolehan hasil
belajar siswa. Dalam otak setiap siswa
itu sudah tersedia kapling-kapling sesuai dengan pengalaman masing-masing.
Suatu materi pelajaran baru akan mudah diterima di otak kita, mana kala sudah
tersedia kapling yang relevan. Demikian juga sebaliknya, materi pelajaran baru
tidak mungkin mudah dicerna manakala belum tersedia kapling yang relevan. Sama
halnya dengan kerja sebuah computer, kita akan sulit memasukkan data seandainya
belum tersedia filenya. Oleh sebab itu perlu disiapkan filenya.
Sebagaimana kerja computer, manakala
kita sudah masukkan data dalam sebuah file, maka sebelum mengakhiri pekerjaan
kita harus menyimpan dengan cara mensave data tersebut. Hal ini perlu dilakukan
agar data tersebut akan menjadi bagian dari materi yang ada sebelumnya.
Demikian juga halnya dengan menutup pelajaran. menutup pelajaran perlu
dilakukan agar pengalaman belajar serta materi pelajaran yang telah diterima
akan menjadi bagian dari keseluruhan pengalaman siswa.
A.
KETERAMPILAN MEMBUKA
PELAJARAN (SET INDUCTION)
1.
Definisi
Membuka Pelajaran
Definisi
membuka pelajaran menurut para ahli yaitu:
a.
Menurut Wina
Sanjaya, membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah
mencapai Kompetensi yang diharapkan. Dengan kata lain, membuka pelajaran adalah
mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajari.
b.
Menurut Didi
Supriadi dan Deni Darmawan, membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh
guru/instruktur/widyaiswara pada saat mengawali pembelajaran dalam rangka
menciptakan kondisi bagi peserta didik agar fisik, mental, perhatian, motivasi
terpusat dan bangkit untuk melakukan aktivitas pembelajaran dengan tujuan untuk
menciptakan kondisi siap belajar bagi sasaran didik.
c.
Menurut Rusman,
kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulai
pelajaran. Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar
mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang dipelajarinya, sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
d.
Menurut
Abimanyu dalam Rusman membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk menciptakan kondisi atau suasana siap mental yang menimbulkan
perhatian siswa agar terpokus pada hal-hal yang akan dipelajari. Jadi, membuka
pelajaran merupakan pengkondisian awal agar mental dan perhatian siswa terpusat
pada materi yang akan diajarkann serta memiliki motivasi yang tinggi untuk
terus mengikuti pembelajaran sampai selesai dengan semangat dan kosentrasi yang
tinggi.
e.
Menurut Syaiful
Bahri Djamarah keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk
menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar berpusat pada
yang akan dipelajari.
f.
Sardiman
mengemukakan yang dimaksud membuka pelajaran adalah seberapa jauh kemampuan
guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran. Dengan
kata lain, kesan pertama yang baik akan membuahkan hasil baik pula.
g.
Mulyasa juga
menambahkan bahwa membuka pelajaran merupaka suatu kegiatan yang dilakukan guru
untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara
optimal agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan
disajikan.
h.
Menurut Wingkel
dalam Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa membuka pelajaran diartikan dengan
perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian
siswa agar terpusat pada apa yang akan dipelajari.
i.
Menurut Bukhari
Alma, keterampilan membuka pelajaran adalah keterampialn guru untuk menciptakan
kesan respektif di kalangan siswa, pada saat mulai memasuki kelas, pengakraban
diri dan menunjukan sikap empati, serta menumbuhkan
perhatian dan kesadaran diri di kalangan siswa.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan seorang guru dalam
mempersiapkan mental dan menarik perhatian peserta didik sebelum memasuki
pelajaran agar siswa terpusat dengan apa yang akan dipelajari serta peserta
didik memiliki motivasi yang tinggi untuk terus mengikuti pembelajaran sampai
selesai dengan semangat dan kosentrasi yang tinggi pula hingga kompetensi yang
diinginkan tercapai secara maksimal.
Kegiatan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental
siswa agar ikut terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat
serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan
dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan yang sangat penting
untuk dilakukan guru, karena dengan permulaan yang baik akan mempengaruhi
jalannya kegiatan belajar selanjutnya. Bila berhasil melakukan kegiatan
pembukaan, maka sangat dimungkinkan kegiatan inti dan penutup akan berhasil.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses
pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal
pembelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik maka proses tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.
2.
Tujuan Membuka
Pelajaran
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektifitas proses dapat dikenali
dari ketepatan langkah-langkah belajas siswa, sehingga didapatkan efisiensi
belajar yang maksimal. Sedangkan efektivitas hasil dapat dilihat dari taraf
penguasaan siswa terhadap Kompetensi dasar yang dapat dicapai.
Menurut Hasibuan dalam Marno dan Idris, tujuan khusus membuka
pelajaran dapat diperinci sebagai berikut:
a.
Timbulnya
perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas pembelajaran yang
akan dikerjakan.
b.
Peserta didik
mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
c.
Peserta didik
mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin
diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran.
d.
Peserta didik
mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru
yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.
e.
Peserta didik
dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep
yang tercantum dalam suatu peristiwa.
Menurut
Udin S. Winataputra, dkk. Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan
keterampilan membuka pelajaran adalah:
a.
Menyiapkan
mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran
b.
Membangkitkan
motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
c.
Memberikan
gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa
d.
Menyadarkan
siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui
dengan yang akan dipelajari
e.
Memberikan gambaran
tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam
kegiatan belajar.
3.
Prinsip-Prinsip
Membuka Pelajaran
Prinsip membuka pelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Bermakna
Prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan
penggunaan keterampilan membuka pelajaran. Artinya, cara guru dalam memilih dan
menerapkan komponen keterampilan membuka pelajaran mempunyai nilai yang sangat
tepat bagi siswa dalam mengkondisikan kesiapan dan ketertarikan siswa untuk
mengikuti pelajaran. oleh karena itu, dalam memilih jenis kegiatan untuk
membuka pelajaran, perlu mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan membuka
pelajaran tersebut. Untuk memperoleh kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat
memilih kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi pelajaran.
b.
Kontinu
(Berkesinambungan)
Kontinu maksudnya antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan
tidak terjadi garis pemisah. Oleh karena
itu, gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segi materi harus ada
relevansinya.
c.
Fleksibel
(Penggunaan secara luwes)
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku,
dalam arti tidak terputus-putus atau lancar. Kelancaran dalam susunan gagasan,
ide, atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengkonsepsi keutuhan
konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang
akan dipelajari. Dalam konteks fleksibel tidak harus mengungkapkan gagasan,
namun bisa dengan bertanya, membawa benda model, menunjuk siswa untuk menjadi
model, memberi teka-teki dan sejenisnya yang relevan dengan pokok bahasan.
d.
Antusiasme dan
kehangatan dalam mengomunikasikan gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dari guru dan hasil
ini akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik.
Antusias dan kehangatan dapat ditunjukkan misalnya dengan bertanya kabar
peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidak bisa masuk atau bercerita
sedikit yang dapat menyentuh perasaan yang menunjukkan simpati dan empati.
e.
Prinsip teknis
Prinsip teknis dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Singkat, padat
dan jelas
-
Tidak
berulang-ulang atau berbelit-belit
-
Menggunakan
bahasa yang mudah dipahami anak
-
Disertai contoh
atau ilustrasi seperlunya
-
Mengikat
perhatian anak
Menurut Hasibuan, dkk beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan
oleh guru dalam membuka dan menutup pelajaran adalah:
a.
Kebermaknaan
Kegiatan
yang dilakukan dalam membuka dan menutup pelajaran haruslah bermakna, artinya
relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa
sehingga mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
b.
Berurutan dan
berkesinambungan
Membuka
dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan pembelajaran,
bukan merupakan kegiatan yang lepas dan berdiri sendiri. Aktivitas yang
ditempuh guru dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting
pelajaran hendaknya merupakan bagian yang utuh (merupakan suatu kebulatan).
Kaitan antara bagian satu dengan yang lain
atau dengan pengalaman siswa harus jelas.
4.
Komponen
Membuka Pelajaran
a.
Menarik
perhatian siswa-siswi
Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menarik perhatian
siswa-siswi terhadap pelajaran yang akan disajikannya, antara lain melalui gya
mengajar guru, penggunaan media dan sumber belajar yang bervariasi dan penggunaan
pola interaksi belajar mengajar yang bervariasi. Seorang guru yang mengajar
dengan duduk saja atau hanya berdiri disudut tanpa banyak gerak akan membuat
siswa-siswi mengantuk. Sebaiknya guru memvariasikan gaya mengajarnya, baik
melalui gerakan maupun penggunaan suara dan intonasi dalam cara masuk kelas dan
sebagainya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam upaya menarik perhatian
siswa-siswi adalah pola interaksi. Menurut Marno dan Idris, pola interaksi yang
monoton biasanya tidak berhasil memikat perhatian siswa siswi untuk waktu yang
lama, oleh karena itu perlu adanya variasi dalam pola interaksi.
Menarik
perhatian siswa yang bisa dilakukan dengan:
-
Gaya mengajar
guru
-
Meyakinkan
siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk
dirinya.
-
Melakukan
hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya dengan menggunakan alat bantu.
-
Melakukan
interaksi yang menyenangkan.
b.
Menimbulkan
motivasi
Menurut
Oemar Hamalik, ada tiga fungsi motivasi yaitu
-
Sebagai
pendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi maka tidak
akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
-
Sebagai
pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
-
Sebagai
penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Empat cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa siswi yakni kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin
tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, dan memperhatikan minat belajara
siswa siswi.
-
Guru hendaknya
memiliki sikap yang ramah, penuh semangat, dan hangat dalam berinteraksi dengan
siswa siswi.
-
Untuk
membangkitkan rasa ingin tahu dalam diri setiap siswa-siswi, guru dapat
melakukan berbagai kegiatan, antara lain bercerita, yang menimbulkan rasa
penasaran dan pertanyaan, mendemonstrasikan suatu peristiwa.
-
Ide yang
bertentangan dapat juga dikemukakan untuk memulai pelajaran
-
Karena setiap
siswa-siswi memiliki perbedaan individual , guru harus memperhatikan minat umum
yang dimiliki siswa misalnya mengenai usia, lingkungan, adat istiadat, budaya
atau status social ekonomi.
c.
Memberi acuan
Abimanyu dan Raka Joni dalam Mulayasa mengemukakan bahwa memberi
acuan atau rambu-rambu adalah usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang
memungkinkan siswa-siswi memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang
akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi
pelajaran.
Menurut Mulyasa, memberikan acuan dapat dilakukan dengan cara:
-
Mengemukakan
tujuan dan batas-batas tugas
Hal
ini dilakukan agar peserta didik memperoleh gambaran mengenai ruang lingkup
materi yang akan dipelajari dan tugs-tugas yang harus dikerjakan.
-
Menyarankan
langkah-langkah yang akan dilakukan
Hal
ini bertujuan agar cara belajar peserta didik terarah apalagi dalam mengerjakan
tugas-tugasnya, guru terlebih dahulu memberikan contoh atau melakukan
demonstrasi.
-
Mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengingatkan masalah pokok yang akan
dibahas. Misalnya guru mengingatkan peserta didik untuk menemukan hal-hal
positif atau negatef dan sifat-sifat mengenai suatu konsep manusia, benda atau
gambar.
-
Mengajukan
pertanyaan
Pertanyaan
yang diajukan sebelum menjelaskan materi pembelajaran akan mengarahkan peserta
didik terhadap isi pelajaran yang akan dipelajari. Misalnya, sebelum dijelaskan
bahwa hujan berasal dari uap, guru dapat mengajukan pertanyaan untuk membantu
peserta didik memahami terjadinya penguapan.
d.
Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat
melakukannya dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan
materi yang telah dikuasai siswa-siswi. Disamping itu perlu dikaitkan dengan
pengalaman, minat, dan kebutuhan siswa-siswi.
Cara
yang dapat dilakukan guru antara lain:
-
Mengajukan
pertanyaan apersepsi
-
Mengulas
sepintas besar isi pelajaran yang telah lalu
-
Mengaitkan
materi yang diajarkan dengan lingkungan peserta didik
-
Menghubung-hubungkan
bahan pelajaran yang sejenis dan berurutan, misalnya, itik, ayam dapat
dihubungkan satu sama lain untuk mengajarkan tentang unggas.
B.
KETERAMPILAN MENUTUP
PELAJARAN
1.
Definisi
Menutup Pelajaran
Defenisi
menutup pelajaran menurut para ahli sebagai berikut:
a.
Menurut Didi
Supriadi dan Deni Darmawan, menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru/instruktur/widyaiswara untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan tujuan memberi gambaran menyeluruh tentang pengalaman pembelajaran dan
hasil belajar.
b.
Menurut
Mulyasa, menutup pelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk
mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran.
c.
Wina Sanjaya
mengemukakan menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan
pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta
keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam bukunya yang lain Wina menjelaskan bahwa menutup pelajaran dilakukan agar
pengalaman belajar serta materi pelajaran yang telah diterima akan menjadi
bagian dari keseluruhan.
d.
Zainal Asril
mengemukakan bahwa menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru
dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-pokok
pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan
menyatakan bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir
pembelajaran dengan cara memberi suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah
dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan bukan di akhir jam pelajaran,
akan tetapi pada setiap akhir pokok selama satu jam pelajaran.
e.
Menurut Syaiful
Bahri Djamarah, menutup pelajaran adalah mengakhiri kegiatan inti pelajaran.
f.
Moch Uzer Usman
mengemukakan, menutup pelajaran (clouser) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
dengan mengakhiri kegiatan inti pelajaran dengan kata lain, memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa dengan mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
2.
Tujuan Menutup
Pelajaran
Tujuan
yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah:
a.
Memantapkan
pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung
b.
Mengetahui
keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani
c.
Memberikan
tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai.
3.
Komponen
Menutup Pelajaran
a.
Meninjau
kembali
Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan dapat dilakukan
dengan cara merangkum inti pelajaran atau menarik suatu kesimpulan yang mengacu
pada tujuan yang telah dirumuskan. Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan
pokok-pokok materi yang telah disajikan. Kegiatan ini merangkum dan menarik
kesimpulan dapat dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan guru, oleh guru,
atau peserta didik bersama guru.
Menurut Marno & Idris, meninjau kembali dapat dilakukan dengan:
-
Merangkum inti
pelajaran
Guru meminta siswa membuat rangkuman baik secara lisan ataupun
tertulis. Rangkuman ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok.
-
Membuat
ringkasan
Dengan membuat ringkasan siswa dapat memantapkan penguasaan inti
dari pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajarinya.
b.
Mengevaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang
dilakukan dan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dapat
dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran. hasil evaluasi dapat digunakan
untuk berbagai kepentingan untuk memberi penilaian terhadap peserta didik dan
juga sebagai balikan untuk memperbaiki program pembelajaran.
Evaluasi dapat dilakukan dengan:
-
Meminta anak
didik mendemonstrasikan keterampilan yang baru saja dipelajari.
-
Meminta anak
untuk mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada situasi yang berbeda
-
Meminta anak
didik mengekspresikan pendapat sendiri
-
Meminta anak
didik mengerjakan soal tertulis baik objektif maupun subjektif.
c.
Tindak lanjut
Tindak
lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik setelah
pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan oleh guru agar terjadi
pemantapan pada diri peserta didik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.
d.
Memberi dorongan psikologi
atau sosial
Unsur manusiawi dalam interaksi guru-siswa
adalah saling menghargai dengan memberikan dorongan psikologis atau social yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pengarajaran. Hal ini dapat dilakukan guru
dalam setiap akhir pelajaran dengan kata-kata pujian. Memberikan dorongan
psikologis atau social dapat dilakukan dengan cara antara lain:
-
Memuji hasil yang dicapai
oleh peserta didik dengan memberikan pujian maupun hadiah.
-
Mendorong untuk lebih
semangat belajar mencapai kopetensi yang lebih tinggi dengan
menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari.
-
Memberikan harapan-harapan positif terhadap
kegiatan belajar yang baru saja dilaksanakan
-
Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta
didik terhadap keberhasilan pencapaian kompetensi belajar dalam menumbuhkan
rasa percaya diri.
C.
PELAKSANAAN
MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal dan
akhir pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan sebuah materi terlebih dahulu
guru harus dapat mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa pada materi
yang akan dipelajari. Contohnya dengan menimbulkan motivasi dan memberi
acuan atau struktur pelajaran dengan
menunjukkan tujuan atau kopetensi dasarsecara indikator hasil belajar, pokok
persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu belajar kepada
siswa. Demikian pula sebelum mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru harus
menutup pelajaran, misalnya dengan memberikan rangkuman atau mengadakan
evalusi.
Pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan juga pada setiap
awal dan akhir penggal kegiatan inti pelajaran. Artinya, seorang guru dalam mengawali dan mengakhiri satu
penggal inti pokok-pokok materi pelajaran juga harus melakukan kegiatan membuka
dan menutup pelajaran. Contohnya, membuka pelajaran dengan mengaitkan antara
inti pokok materi yang sudah dikuasai siswa misalnya materi definisi dan
kegunaan transformasi dalam kehidupan sehari-hari dengan inti pokok materi yaitu pemecahan masalah dalam bentuk soal. Dan setiap inti pokok materi yang sudah dipelajari siswa juga harus ditutup dengan sebuah pemantapan atau evaluasi materi dengan cara mengajukkan
sebuah pertanyaan dan memberikan kesimpulan materi tersebut.
Pelaksanaan kegiatan membuka dan menutup pelajaran tersebut dapat
digambarkan sebagaimana bagan berikut:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MENUTUP
P
E
L
A
J
A
R
A
N
|
|
|
|
MEMBUKA
P
E
L
A
J
A
R
A
N
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Membuka
pelajaran
Menutup
pelajaran
Inti pelajaran
1,2,3 Penggal
pelajaran
DAFTAR
PUSTAKA