TUGAS TERSTRUKTUR
MAKALAH
OPERASIONAL SEKOLAH DAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU:
Dra. SRI MULYATI, M.A

OLEH :
KELOMPOK VIII
NUR ASISAH
NURMILA
OKTA PRATIWI MARTA
PGMI VI B
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2014
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah wajalla, dengan
izin-Nya jualah dan atas karunia yang tak terhitung, sehingga penulis diberi
umur untuk menyelesaikan tugas mata kuliah ADMINISTRASI DAN SUPERVISI
PENDIDIKAN dengan judul OPERASIONAL SEKOLAH DAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR. Salawat
beriring salam kita haturkan kepada baginda Rasulullah saw. yang dengan susah
payah membawa umatnya dari alam kebodohan hingga kealam yang berilmu
pengetahuan seperti kita rasakan seperti saat sekarang ini. Dan terima kasih
juga penulis ucapkan kepada dosen pengampu yang dengan ikhlas hati memberi
masukan tentang pembuatan makalah ini sehingga bisa terselesaikan.
Penulis menyadari didalam makalah ini banyak terdapat kekurangan,
dengan itu penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca agar merenovasi untuk
penerbitan makalah dikemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
pembaca, Aminn.....
Tembilahan, Maret 2014
Kelompok
VIII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... ... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................................ .. 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................... .. 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Fungsi-fungsi
pokok operasional sekolah............................................... .. 3
B.
Kepala
sekolah sebagai supervisor.......................................................... .. 5
1.
Tugas
dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan....................... .. 5
2.
Prinsip-prinsip
supervisi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya............................................................................. .. 8
3.
Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor
pengajaran...................... 10
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................. 12
B.
Saran....................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan
pada umumnya direalisasikan. Kepala
sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan
begitu, manajemen berbasis sekolah sebagai paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang
memuaskan. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen
berbasis sekolah adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat
dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasiakn manajemen berbasis
sekolah disekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif dalam manajemen berbasis sekolah dapat dilihat berdasasarkan kriteria berikut :
1.
Mampu
memberdayakan guru-guru untuk melaksanalan proses pembelajaran dengan baik,
lancar, dan produktif.
2.
Dapat
menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3.
Mampu
mejalani hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan
mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4.
Berhasil menerapkan prinsip kepemipinan yang sesuai
dengan tingkat kedewasaan guru dan
pegawai lain disekolah .
5.
Bekerja
dengan tim manajemen, serta
6.
Berhasil
mewujudkan
tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pidarta
(1988) mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya. Ketiga keterampilan tersebut adalah
keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan
organisasi. Keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama,
memotivasi serta memimpin. Serta keterampilan teknik ialah keterampilan dalam
menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas tertentu.[1]
Selain
itu fungsi-fungsi
pokok operasional sekolah ada diantaranya, fungsi manajemen, fungsi
administrasi umum, fungsi pengawasa atau supervisi, fungsi pengajaran, dan
fungsi pelayanan khusus.[2]
Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam
makalah
ini.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa saja fungsi
pokok operasional sekolah?
2. Bagaimana peran kepala
sekolah sebagai supervisor?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Fungsi-Fungsi Pokok Operasional Sekolah
Fungsi-fungsi yang menjadi tugas dan tanggung jawab kepala sekolah
didalam mengoperasionalkan atau menjalankan
pekerjaan-pekerjaan sekolahnya, menurut Ben M. Harris didalam bukunya, Bupervisory Behavior in edukation,
mengemukakan adanya lima fungsi pokok pengoperasian sekolah yang harus
diketahui dan menjadi tanggung jawab kepala sekolah, yaitu : (1) fungsi
manajemen, (2) fungsi administrasi umum, (3) fungsi pengawasan atau supervisi,
(4) fungsi pengajaran, (5) fungsi pelayanan khusus.
Bagaimana hubungan antara kelima fungsi tersebut, oleh Harris
digambarkan sebagai berikut :
![]() ![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Dari jauh langsung
![]() |
Hubungan dengan siswa
Gambar
1 . lima fungsi pokokoperaasional
sekolah
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa administrasi umum
merupakan kegiatan administrasi yang melayani atau mencakup keempat fungsi yang
lain, yaitu fungsi manajemen, fungsi supervisi, fungsi pengajaran, dan fungsi
pelayanan khusus. Sedangkan keempat fungsi
yang disebut
belakangan,
jika dihubungkan dengan pengajaran dan kebutuhan siswa, ada yang secara
langsung berhubungan dan ada yang tidak langsung. ( perhatikan arah kedua anak
panah didalam gambar ) dengan menarik
garis diagonal dari sudut kiri bawah ke arah sudut kanan atas, jelas bahwa
pengajaran-dalam arti juga pendidikan-merupakan fungsi terakhir yang akan
dituju atau dicapai oleh keempat fungsi yang lain. Dengan kata lain, fungsi manajemen, fungsi
administrasi umum, fungsi supervisi, dan fungsi pelayanan khusus, semuanya
merupakan kegiatan yang pada akhirnya diarahkan untuk mencapai terselenggaranya
proses pengajaran atau proses belajar-mengajar sehingga tercapai hasil belajar
atau tujuan pendidikan dengan baik.

![]() |

![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||||

![]() |
Gambar 2. Hubungan antara fungsi-fungsi operasional sekolah.[3]
B.
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Kegiatan utama pendidikan di
sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran,
sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Oleh karena itu, salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor,
yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
Sergiovani dan Starrat (1993) menyatakan bahwa “supervision is a process designed to help teacher and supervisor leam
more about their practice ; to better able to use their knowledge ang skills to
better serve parents and schools ; and to make the school a more effective
learning community”.
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa supervisi merupakan suatu proses
yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam
mempelajari tugas sehari-hari disekolah ; agar dapat menggunakan pengetahuan
dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua
peserta didik den sekolah, berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat
belajar yang lebih efektif .
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tatapi dalam sistem organisasi pendididkan modern
diperlikan suopervisor khusus yang lebih independent,
dan dapt meningkatkan objektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya.
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan disekolah terarah pada tujuan yang ditetapkan. Pengawasan
dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para
tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya.[4]
1.
Tugas Dan Tanggumg Jawab Yang Harus Dilaksanakan
Apakah yang harus dilaksanakan kepala sekolah sebagai supervisor ?
untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita lihat kembali pengertian supervisi itu
sendiri. Dimana supervisi adalah
aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Melihat pengertian tersebut, maka
tugas kepal sekolah sebagai supervisor berarti dia hendaknya pandai meneliti ,
menari, dan menetukan syarat-syarat mana sajakanh yang diperlukan bagi kemajuan
sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan disekolah itu semaksimal mungkin
dapat tercapai. Dan dia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana
yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada dan kurang mencukupi yang
perlu diusahakan dan dipenuhi.
Berikut contoh pertanyaan yang kiranya dapat memberikan gambaran
mengenai berapa banyak kondisi atau syarat yang perlu diteliti dan diusahakn
perbaikannya.
-
Bagaimana
keadaan gedung sekolah ? sudah baik dan memenuhi syarat atau sudah rusak ?
bagaiman usaha /adakah kemungkinan memperbaikinya ?
-
Apakah
perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran cukup dan memenuhi syarat-syarat
filosofis, psikologis, dan didaktis ? jika belum apa kurangnya, dan bagaimana
usaha mengcukupkannya ?[5]
Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi antara lain dapat digolongkan pada 6 bidang “management” sebagai berikut :
a.
Pengelolaan
Pengajaran
Pengelolaan
pengajaran ini merupak titik sentral kegiatan pengelolaan yang lain.
Pengelolaan pengajaran ini harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya. Kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan ini antara lain pemimpin hendaknya menguasai garis-garis besar
program pengajaran untuk tiap-tiap bidang studi dan tiap-tiap kelas. Menyusun
program sekolah untuk satu tahun. Menyusun jadwal pelajaran. Mengkoordinir
kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pelajaran.
b.
Pengelolaan
Kepegawaian
Di
sini kegiatan pimpinan bertugas
menyeleksi, menerima, mengatur, dan memperlengkapi tenaga-tenaga sekolah.
Mengatur guru-guru, konselor, staf, tata usaha sekolah, staf penjaga dan
pembantu pemelihara sekolah dan petugas-petugas khusus lainnya. Termasuk dalam
bidang ini misalnya penyelenggaraan urusan-urusan yang berhubungan dengan
penyeleksian, pengangkatan , kenaikan pangkat, cuti perpindahan dan
pemberhentian anggota staf sekolah, pembagian tugas-tugas dikalangan
anggota-anggota staf sekolah, masalah jaminan sosial kesehatan dan ekonomi mereka,
menciptaan hubungan-hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah
penerapan kode etika jabatan, penilaian terhadap hasil kerja mereka dan
sebagainya.
c.
Pengelolaan
Kemuridan
Dalam
bidang ini kegiatan yang nampakialah
masalah perencanaan dan penyelenggaraan penerimaan murid baru, pembagian murid
atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping),
perpindahan, dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), mengatur penyelenggaraan
dan aktivitas pengajaran dan mempersiapkan laporan tentang kemajuan mereka,
masalah sisiplin murid-murid, pengaturan organisasi-organisasi murid, masalah
absensi dan sebagainya.
d.
Pengelolaan
Gedung Dan Halaman
Urusan
ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan
pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material
sekolah, keindahan serta kebersihannya, usaha-usaha yang melengkapinya yang
berupa antara lain gedung-gedung ( ruangan-ruangan) sekolah, lapangan tempat
bernmain, kebun dan halaman sekoalah, alat-alat pelajaran klasikal dan
alat-alat peraga, dan perpustakaan sekolah.
e.
Pengelolaan
Keuangan
Kegiatan
ini berhubungan dengan usaha-usaha penyedian, penyelenggaraan pengaturan dan
ketata usahaan keuangan bagi pembiayaan fasilitas materiil dan tenaga-tenaga
personil sekolah serta aktivitas-aktivitas pengajaran dan kegiatan-kegietan
sekolah lainya.masalah-maslah urusan gaji guru-guru dan staf tata sekolah
lainya.
f.
Pengelolaan
Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
Untuk
memperoleh simpati danbantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid,
dan untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekoalah, rumah, masyarakat dan
lembaga-lembaga sosial lainnya dalam usaha-usaha penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran, maka diperlukan adanya pelaksanaan program “public relations”, program public relations sekolah ini dapat berupa :
- Pertemuan dengan orang tua murid-murid dan wakil-wakil masyarakat
serta wakil-wakil lembaga-lembaga sosial lainnya.
- Pameran sekolah untuk masyarakat.
- Penulisan artikel-artikel pada surat-surat kabar, majalah-majalah.
- Penerbitan buletin sekolah.
- Siaran-siaran melalui radio dan televisi.
- Perkunjungan staf sekolah kerumah murid-murid.
- Ikut sertanya sekolah dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dan
sebagainya.[6]
2.
Prinsip-Prinsip Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Menurut Moh. Rifai, M.a., untuk menjalankan tindakan-tindakan
supervisi sebaik-baiknya kepala sekolah hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip
berikut :
a.
Supervisi
hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing dan
diawasi harus dapt menimbulkan dorongan untuk bekerja.
b.
Supervisi
harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-benarnya (realistis,
mudah dilaksanakan.
c.
Supervisi
harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
d.
Supervisi
harus dapat memberikan perasaan aman pada guru-guru dan pegawai-pegawai sekolah
yang disupervisi.
e.
Supervisi
harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas hubungan pribadi.
f.
Supervisi
harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin prasangka
guru-guru dan pegawai sekolah.
g.
Supervisi
tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan perasaan gelisah
atau bahkan antipati dari guru-guru.
h.
Supervisi
tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan
pribadi.
i.
Supervisi
tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
j.
Supervisi
tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa
kecewa.
k.
Supervisi
hendaknya juga bersifat prenventif, korektif, dan kooperatif. Preventif berarti berusaha
mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang negatif, mengusahakan atau memenuhi
syarat-syarat sebelum terjadinya sesuatu yang tidak kita harapkan. Korektif
berarti memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah diperbaharui. Kooperatif
berarti bahwa mencari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan dan usaha
memperbaikinya dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang
diawasi
Ada bebarapa faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya
supervisi atau cepat-lambatnya hasil suipervisi itu, antara lain :
a.
Lingkungan
masyarakat tempat sekolah itu berada.
b.
Besar-kecilnya
sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
c.
Tingkatan
dan jenis sekolah.
d.
Keadaan
guru-guru dan pegawai yang tersedia.
e.
Kecakapan
dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.
3.
Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pengajaran
Secara umum, kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh
kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain adalah:
a.
Membangkitkan
dan merangsang guru-guru dan pegawai
sekolah didalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
b.
Berusaha
mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media
intruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses
belajar-mengajar.
c.
Bersama
guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar
yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.
d.
Membina
kerjasama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan pegawai sekolah
lainnya.
e.
Berusaha
mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain
dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah,
dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai
dengan bidangnya masing-masing.
f.
Membina
hubungan kerjasama antara sekolah dengan BP3 atau POMG instansi-instansi lain
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.
Secara khusus dan lebih kongkret lagi, kegiatan-kegiatan yang
mungkin dilakukan oleh kepala sekolah :
a.
Menghadiri
rapat atau pertemuan organisasi-organisasi
profesionl, seperti PGRI, ikatan sarjana pendidikan, dsb.
b.
Mendiskusikan
tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.
c.
Mendiskusikn
metode-metode dan teknik-teknik dalam rangka pembinaan dan pengembangan proses
belajar-mengajar.
d.
Membimbing
guru-guru dalam menyusun program catur
wulan atau program semester,dan program
satuan pelajaran.
e.
Membimbing
guru-guru dalam memilih dan menilai buku-buku untuk perpustakaan sekolah dan
buku-buku pelajaran bagi murid-murid
f.
Membimbing
guru-guru dalam menganalisa dan menginterpretasi hasil tes penggunaanya bagi
perbaikan proses belajar-mengajar.
g.
Mengadakan
kunjungan observasi atau obervation visit bagi guru-guru tenteng
masalah-masalah yang mereka hadapi atau kesulitan-kesulitanyang mereka alami.
h.
Menyelenggarakan
manual atau buletin tentang pendidikan dalam ruang lingkup bidang tugasnya.
i.
Berwawancara
dengan orang tua murid dan pengurus BP3 atau POMG tentang hal-hal yang mengenai
pendidikan anak-anak mereka.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan
pada umumnya direalisasikan. Fungsi-fungsi yang menjadi tugas dan tanggung
jawab kepala sekolah didalam mengoperasionalkan atau menjalankan pekerjaan-pekerjaan sekolahnya, menurut Ben
M. Harris didalam bukunya,
BupervisoryBehavior in edukation, mengemukakan adanya lima fungsi pokok
pengoperasian sekolah yang harus diketahui dan menjadi tanggung jawab kepala
sekolah, yaitu: fungsi manajemen, fungsi administrasi umum, fungsi pengawasan
atau supervisi, fungsi pengajaran, fungsi pelayanan khusus.
Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi antara lain dapat digolongkan pada 6 bidang “management” yaitu: pengelolaan
pengajaran, pengelolaan kepegawaian, pengelolaan
kemuridan, pengelolaan gedung dan halaman, pengelolaan keuangan, pengelolaan
hubungan sekolah dengan masyarakat.
B.
SARAN
Kepala sekolah merupakan penentu arah kebijakan sekolah yang akan
menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya
direalisasikan. Maka disarankan kepada kepala sekolah untuk senantiasa
meningkatkan efektifitas kinerja. Dengan begitu,
manajemen berbasis sekolah sebagai paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang
memuaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
E. Mulyasa. 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
E. Mulyasa. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soekarto Indrafachrudi, dkk. 1983. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar